MAKALAH
PERGAULAN
BEBAS DI USIA REMAJA
Makalah
Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia
Dosen
Pengampu: Dr. Sunarti, M.Pd.
Disusun Oleh:
Apriatun (12144600083)
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI YOGYAKARTA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di zaman
globalisasi ini remaja harus diselamatkan dari pengaruh globalisasi, karena
globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek kehidupan. Sehingga
banyak kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk, sementara tidak cocok dengan
kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan
kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat
yang mengkawatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul dengan antar jenis.
Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling
berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah
mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan
salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja
kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.
Generasi
muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu
meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam
mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat
yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya
memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, antara lain; minuman
keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain, yang dapat
menyebabkan terjangkitnya suatu penyakit, misalnya HIV/AIDS.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan pergaulan bebas?
2.
Apa saja
ciri-ciri dari pergaulan bebas itu?
3.
Apa saja faktor
penyebab pergaulan bebas di usia remaja?
4.
Apa pengaruh
pergaulan bebas di usia remaja dengan kehidupan di sekolah dan lingkungan
lainnya?
5.
Bagaimana cara
mengantisipasi dan menanggulangi pergaulan bebas di usia remaja?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan
pengertian dari pergaulan bebas.
2.
Menjelaskan
ciri-ciri dari pergaulan bebas.
3.
Menjelaskan
faktor penyebab adanya pergaulan bebas di usia remaja.
4.
Menjelaskan
pengaruh pergaulan bebas dengan kehidupan di sekolah dan lingkungan lainnya.
5.
Bagaimana cara
mengantisipasi dan menanggulangi pergaulan bebas di usia remaja.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pergaulan Bebas
Pengertian pergaulan bebas adalah melakukan suatu hal tanpa
takut menyalahi aturan atau norma dalam kehidupan mayarakat, hukum dan agama.
Pergaulan bebas sering diartikan dengan hal yang negatif atau kurang baik
misalnya seperti pornografi, minuman keras, obat-obatan terlarang, seks bebas,
kehidupan malam dan lain sebagainya.
Pergaulan bebas sangat dikhawatirkan oleh orang tua terjadi pada
anak mereka yang tentunya akan berbahaya bagi masa depan dan kehidupan anak.
Kurangnya perhatian dan penanaman nilai agama dan norma hukum sejak dini akan
berdampak pada pergaulan bebas yang menyebabkan remaja mudah melakukan hubungan
seks diluar nikah. Pemantauan orang tua pada anak sangat penting diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan pada anak
yang tentunya juga akan berdampak terhadap nama baik keluarga.
Pengawasan yang kurang optimal memicu anak terjerumus pada
pergaulan bebas seperti minum minuman keras, pemakaian obat terlarang,
melakukan hubungan seksual diluar nikah dan lain sebagainya. Tingginya
penderita penyakit HIV/AIDS khususnya pada remaja merupakan salah satu gagalnya
orang tua mengawasi anak. Pada umumnya remaja tidak mengetahui pengertian
pergaulan bebas sehingga hubungan seks diluar nikah dengan bebas mereka
lakukan.
Selain
itu kasus aborsi yang setiap tahun terus bertambah. Ini artinya dampak
pergaulan bebas harus menjadi perhatian penting baik oleh pemerintah dan orang
tua. Pendidikan seks disekolah bukanlah satu cara dapat mengatasi maraknya
pergaulan bebas, akan tetapi perhatian dan pengawasan yang tepat dari orang tua
menjadi faktor utama agar anak tidak terjerumus pada pergaulan bebas.
B.
Ciri-ciri
Pergaulan Bebas
1.
Penghamburan harta untuk memenuhi
keinginan sex bebasnya
2.
Upaya mendapatkan harta dan uang
dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan yang haram dan keji
3.
Menimbulkan perilaku munafik dalam
masyarakat
4.
Rasa ingin tahu yang besar
5.
Rasa ingin mencoba dan merasakan
6.
Terjadi perubahan-perubahan emosi,
pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi.
7.
Mudah mengalami kegelisahan, tidak
sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan,
ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba
dalam banyak hal.
8.
Kesukaran yang dialami timbul akibat
konflik karena keinginannya menjadi dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan
akan perasaan aman sebagai seorang anak dalam keluarganya.
9.
Banyak mengalami tekanan mental dan
emosi.
10. Terjerat
dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain.
C.
Faktor
Penyebab Pergaulan Bebas di Usia Remaja
1.
Lingkungan
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi terhadap perkembangan seseorang.
Dalam hal ini Zahra Idris, mengemukakan bahwa: “Lingkungan adalah suatu
pengaruh dari luar yang mempengaruhi perkembangan anak, rumah tangga, keadaan
ekonomi, pendidikan dan tempat tinggal”(1990:73). Interaksi seorang remaja
dengan lingkungannya tidak bisa dipisahkan, karena pada usia remaja, arah
pergaulan biasanya akan terdifusi dengan lingkungan sekitarnya. Yang menjadi
masalah adalah, jika lingkungan tidak memberikan referensi perilaku yang
adaptif.
2.
Keluarga
Keluarga, dalam
hal ini adalah lingkungan dalam rumah, pola komunikasi antar anggota keluarga,
penerimaan seorang remaja oleh anggota keluarga lainnya, perhatian, tekanan,
ataupun keluarga yang mengalami masalah (broken home) sangat mempengaruhi
perilaku remaja. Biasanya, lingkungan keluarga yang tidak menunjukkan cara-cara
perilaku yang adaptif, kemungkinan besar remaja akan berperilaku yang
maladaptif (kekerasan, seks bebas, melanggar norma dan lain-lain).
3.
Lingkungan sosial dan budaya
Lingkungan
sosial budaya juga sangat mempengaruhi perilaku remaja. Budaya dan keumuman
sosial yang terjadi di suatu daerah, akan membentuk perilaku remaja. Sehingga,
perilaku remaja di daerah satu, dengan daerah lainnya akan berbeda. Yang
menjadi masalah adalah, indikator kekerasan di suat daerah belum tentu
merupakan kekerasan didaerah lainnya. Lingkungan sosial budaya juga yang sudah
mengalami patologi, akan membuat perilaku remaja bersifat patologi, karena
lingkungan sosial budaya adalah tempat intereaksi remaja yang sangat intens.
4.
Sikap mental
yang tidak sehat
Sikap mental
yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang
sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak
memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang
dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak
sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh
tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang
salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan
membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani
sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, contohnya
dengan adanya pergaulan bebas.
5.
Pelampiasan
rasa kecewa
Yaitu ketika
seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua
yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan
tekanan terus menerus(baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal
maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang
memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil
dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di
sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam
lingkungan hidupnya.
6.
Kegagalan
remaja menyerap norma
Hal ini
disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang
sebenarnya adalah westernisasi.
D.
Pengaruh
Pergaulan Bebas di Usia Remaja dengan Kehidupan di Sekolah dan di Lingkungan
Lainnya
Seperti
yang kita ketahui, bahwasanya pergaulan bebas mempunyai dampak yang sangat
negatif dan bahkan dapat mengancurkan masa depan remaja yang tergabung
didalamnya.Pergaulan bebas tersebut diantaranya adalah seks bebas, narkoba,
berkelahi/tawuran, dan lain-lain. Banyak anak sekolah yang di skors, di
keluarkan bahkan masuk penjara karena tawuran atau hal lain. Hal tersebut akan
sangat mengganggu kegiatan belajar di sekolah atapun lingkungan dirumahnya.Misalnya
saja anak jadi bolos sekolah, malas belajar, sering pacaran, tawuran, dijauhi oleh
masyarakat dan lain sebagainya.
E.
Cara
Mengantisipasi dan Menanggulangi Pergaulan Bebas di Usia Remaja
Kita semua
mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran
minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap
orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata
tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal
yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas masih banyak
solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Memperbaiki Cara Pandang
Memperbaiki
cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”,
maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan
yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan
kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.
2.
Menjaga Keseimbangan Pola Hidup
Yaitu perlunya
remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran
dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari
serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.
3.
Jujur Pada Diri Sendiri
Yaitu
menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri
masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan
ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
4.
Memperbaiki Cara Berkomunikasi
Memperbaiki
cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan
masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak
negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di
sekeliling kita.
5.
Perlunya Remaja Berpikir Untuk Masa
Depan
Jarangnya
remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan
pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam
menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu
diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja.
Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal
menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS
nantinya.
6.
Menanamkan Nilai Ketimuran
Kalangan remaja
kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai
ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai
Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan
pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan
derajat keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini,
harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk
terjun ke pergaulan bebas.
7.
Mengurangi Menonton Televisi
Televisi
idealnya bisa menjadi sarana mendapatkan informasi yang mendidik dan bisa
meningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun, kenyataannya, saat ini harapan
itu sangat jauh. Televisi kita terutama stasiun televisi swasta, mereka lebih
banyak menampilkan acara hiburan, maupun sinetron-sinetron yang menawarkan
nilai-nilai gaya hidup bebas, hedonis. Begitu juga beragam tayangan
infotainment yang kadang menayangkan acara perselingkuhan, sex bebas di
kalangan artis.
Dengan
demikian, kisah pergaulan bebas bukan menjadi hal yang tabu lagi. Makanya, tak
ada langkah yang lebih manjur selain mengurangi menonton televisi ini karena
lambat laun otak akan teracuni oleh nilai-nilai yang sebenarnya sangat negatif.
Untuk mendapatkan informasi, kalangan muda bisa mengalihkan perhatian dengan
membaca koran, majalah maupun buku-buku. Pekerjaan yang agak berat memang, tapi
jauh lebih produktif daripada kebanyakan menonton televisi yang tidak jelas dan
cenderung merusak akal sehat pikiran.
8.
Banyak Beraktivitas Secara Positif
Cara ini
menurut berbagai penelitian sangat efektif dijalankan. Pergaulan bebas,
biasanya dilakukan oleh kalangan muda yang banyak waktu longgar, banyak waktu
bermain, bermalam minggu. Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, mengalihkan
waktu untuk kegiatan lewat hal-hal positif perlu terus dikembangkan. Misalnya
dengan melibatkan anak muda dalam organisasi-organisasi sosial, menekuni
hobinya dan mengembangkannya menjadi lahan bisnis yang menghasilkan, maupun
mengikuti acara-acara kreatifitas anak-anak muda. Dengan demikian, waktu
mudanya akan tercurahkan untuk hal-hal positif dan sedikit waktu untuk
memikirkan hal-hal negatif seperti pergaulan bebas tersebut.
9.
Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas
Dikalangan
muda, pergaulan bebas sering dilakukan karena bisa jadi mereka tidak tahu
akibat yang ditimbulkannya. Seperti misalnya penyakit kelamin yang mematikan.
Nah, sosialisasi hal ini. Informasi-informasi mengenai bahaya yang ditimbulkan
akibat pergaulan bebas ini perlu terus disebarkan di kalangan muda. Harapannya,
mereka juga punya informasi sebagai bahan pertimbangan akal sehatnya. Jika
informasi tersebut belum didapatkan ada kemungkinan mereka akan terus melakukan
pergaulan bebas semau mereka. Tapi, kalau informasi sudah didapatkan tapi
mereka tetap nekad melakukan itu persoalan lain lagi. Sepertinya perlu
ada penanganan khusus, apalagi yang sudah terang-terangan bangga melakukan
pergaulan bebas.
10.
Menegakkan Aturan Hukum
Bagi yang
bangga tersebut, tak ada hal lain yang bisa menghentikan selain adanya
perangkat hukum dan aturan hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya sebagai efek
jera. Yang demikian harus dirumuskan dan dilaksanakan melalui hokum yang
berlaku di negara kita. Langkah ini sebagai benteng terakhir untuk
menyelamatkan anak-anak muda dari amoralitas karena perilaku pergaulannbebas
yang lambat laun otomatis akan merusak bangsa ini.
11.
Munakahat
Munakahat
atau menikah. Cara ini efektif sekali. Kalau masih belum bisa, cara lain adalah
dengan berpuasa. Inilah yang ditawarkan oleh Islam sebagai salah satu solusi
atas pergaulan bebas.
Itulah
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi adanya pergaulan bebas
khususnya di kalangan remaja.
Selain usaha
dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi apabila
setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan
motivasi positif dan memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan remaja
dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat dalam
kehidupan tiap remaja.
Dalam
memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta,
orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan
kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan
tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan
orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi.
Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan
kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali
kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.
Penyelesaian
masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya,
ketika orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini
hendaknya diutarakan dengan bijaksana, jangan hanya dengan kekerasan dan
kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah
pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya
komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi
sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua
arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan
masalahnya kepada orangtua.
Dalam
menghadapi masalah pergaulan bebas antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya
memberikan bimbingan pendidikan seksual secara terbuka, sabar, dan bijaksana
kepada para remaja. Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang kematangan
seksual serta segala akibat baik dan buruk dari adanya kematangan seksual.
Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta
pelaksanaan latihan kemoralan. Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat,
remaja akan lebih mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai
pedoman yang jelas tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang
tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan yang
tidak boleh
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
http://edwincool07.blogspot.com/2012/02/pergaulan-bebas.html,diunduh
11-12- 12 09:39
0 komentar:
Posting Komentar