Maman dan Doni adalah
siswa SMK 35 kelas 3 IPS. Mereka berdua adalah sahabat karib. SMK 35 adalah
sekolah yang terkenal suka tawuran dengan sekolah-sekolah lain yang tidak
disenanginya.
Suatu hari Doni
berjalan sendirian menuju rumahnya, akan tetapi di tengah perjalanan Doni di
hadang oleh segerombolan siswa yang diketahui adalah siwa SMK 25. Doni langsung
di hajar sampai babak belur hingga akhirnya teman-teman Doni datang dan
menolongnya. Tidak sempat membalas SMK 25, mereka telah kabur duluan. Akhirnya
Doni dibawa ke Rumah Sakit Nur Hikmah karena Doni menderita luka memar yang
cukup parah.
“Hai Don, gimana
keadaan loe? SMK 25 memang pengecut beraninya ngroyokin loe. Tapi loe tenang
aja Don, kita pasti bales mereka buat loe” Maman nerocos aja tahu Doni baru
saja sadar. Doni Cuma mengangguk ;pelan karena kepalanya masih pusing dan
badannya terasa sakit semua.
Esoknya Doni
mengumpulkan anggota gengnya untuk membalas SMK 25. Akhirnya tawuran pun
terjadi, mereka saling baku hantam menggunakan senjata tumpul dan tajam. Polisi
yang mengetahui kejadian tersebut langsung menangkap mereka semua.
Dengan jaminan orang
tua dan pihak sekolah, polisi akhirnya membebaskankan mereka secara bersyarat.
Kedua kepala sekolah pun bertemu dan mengajak para siswanya untuk berdiskusi
bersama.
“Kami selaku kepala
sekolah sangat kecewa melihat tingkah laku kalian. Apa kalian tidak bisa
memikirkan dampak dari ulah kalian ini? Tindakan kalian ini sungguh sangat kami
sayangkan! Bagaimana nasib bangsa ini jika generasi mudanya seperti kalian?”
ucap pak Danar selaku Kepala Sekolah SMK 35.
“Tapi siswa-siswa
bapak yang memulai ini semua pak, kalau mereka tidak menghajar teman kami Doni,
kami tidak akan tawuran dengan mereka” jawab Maman singkat.
“Benar itu Wan? Coba
jelaskan pada kami!” ucap pak Fajar Kepala Sekolah SMK 25 dengan lantang.
“Iya pak, kami
menyerang Doni karena Doni telah menyakiti adik saya pak. Dan saya tidak terima
akan hal itu”.
“Hmm...bapak tahu
kalian itu masih muda, tapi jangan sia-siakan masa muda kalian hanya untuk hal
sepele sepeti itu. Tindakan kalian ini tidak mencerminkan jati diri bangsa
kita,. Gunakan masa muda kalian itu dengan belajar, dengan sebaik-baiknya.
Kalau generasi muda sekarang seperti ini, mau dibawa kemana bangsa ini? Sekarang
sudah banyak penyimpangan yang menyebabkan merah putih berada di persimpangan.
Kami harap dengan kejadian ini kalian bisa berubah menjadi lebih baik dan
membanggakan bangsa kita ini. Kalian mengerti?”
“Iya pak, kami
mengerti. Kami berjanji tidak akan mengulangi lagi. Kami ingin lulus dengan
nilai yang bisa membanggakan sekolah kita pak” siswa SMK 35 dan SM 25 pun
saling berjabat tangan dan memaafkan.
“Baiklah, kami senang
kalian sudah bisa saling memaafkan. Kami telah sepakat untuk memberi sanksi kepada
kalian. Kalian harus bekerja sama untuk mengadakan kegiatan bakti sosial untuk
saudara kita yang terkena bencana. Bapak harap dengan begini kalian bisa lebih
akrab satu sama lain” ujar pak Danar
By: Apriatun
0 komentar:
Posting Komentar